ANTIBIOTIKA
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik dapat digolongkan menjadi:
I. Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat
Sulfonamid
Trimetoprim
Quinolon
Nitroimidazol
II. Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel
Penisillin
Cefalosporin
Vancomysin
III. Antibakteri yang menghambat sintesis protein
Aminoglikosida
Tetrasiklin
Makrolida
Kloramfenikol
SULFONAMIDA
Merupakan antibakteri yang efektif untuk infeksi sistemik yang pertama kali ditemukan. Namun, penggunaannya sekarang sudah jauh berkurang karena ditemukannya obat-obat baru yang lebih efektif dan kurang toksik. Sulfanolamida menghambat dihidropteroat sintetase secara kompetitif sehingga akan menghambat produksi folat yang dibutuhkan untuk sintesis DNA bakteri.
TRIMETOPRIM
Trimetoprim bekerja pada jalur metabolisme yang sama dengan sulfonamid, tetapi enzim yang dihambat adalah dihidrofolat reduktase. Kombinasi dengan sulfametoksasol bekerja sinergis terhadap bakteri tertentu terutama infeksi saluran nafas.
QUINOLON
Quinolon menghambat DNAgyrase, enzim yang memampatkan untaian panjang DNA bakteri menjadi bentuk supercoil yang hemat tempat. Quinolon penetrasinya ke sel dan jaringan bagus, bisa diberikan peroral dan toksisitasnya relatif rendah. Misalnya siprofloksasin merupakan salah satu anggota quinolon yang berspektrum luas.
NITROIMIDAZOL
Metronidazol bisa diberikan peroral dan intravena, aktif terhadap sebagian besar bakteri anaerob termasuk spesies Baacteroides. Metronidasol merupakan obat pilihan untuk beberapa infeksi protozoa seperti Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Trichomonas vaginalis.
PENISILIN
Penisilin spektrum luas
Amoxicillin dan ampicillin efektif terhadap bakteri yang tidak menghasilkan β-laktamase dari gram +, dan karena lebih bisa menembus dinding bakteri gram- dibanding benzylpenisilin. Absorbsi oral amoxicillin lebih baik dibanding ampicillin. Meropenem merupakan senyawa carbapenem (struktur mirip penisilin) tetapi sangat tahan terhadap β-laktamase. Spektrum aktivitasnya luas tetapi tidak aktif terhadap beberapa strain Pseudomonas aeruginosa dan MRSA. Obat ini diberikan secara intravena.
CEFALOSPORIN
Golongan ini digunakan untuk terapi meningitis, septicaemia, dan pnemonia, farmakologi dan mekanismenya serupa dengan penisilin. Terkadang bisa menimbulkan reaksi alergi, dan sensitivitas silang dengan penisilin dapat terjadi. Contoh golongan cefalosporin adalah cefadroksil, ceftazidim, ceftriaxon, cefiksim. Ceftriaxon mempunyai waktu paruh lebih panjang diantara cefalosporin lainnya sehinggz cukup diberikan sekali sehari.
VANCOMYCIN
Merupakan antibiotik bakteridal yang tidak diabsorbsi peroral. Mekanisme kerjanya dengan menghambat pembentukan peptidoglikan dan aktif terhadap sebagian besar bakteri gram +. Vancomycin penting untuk pasien septicaemiaa dan endocarditis karena Methicillin Resisten Staphylococcus aureus (MRSA) dan merupakan antibiotik pilihan yang diberikan peroral untuk antibiotik associated pseudomembrannous collitis(komplikasi serius penggunaan antibiotik karena superinfeksi usus besar oleh Clostridium difficale yang menghasilkan toksin yang merusak mukosa kolon).
AMINOGLIKOSIDA
Pemberian harus injeksi karena sangat polar sehingga absorbsi peroralnya sangat jelek, bersifat bakterisidal dan efektif terhadap banyak bakteri gram – dan gram +. Aminoglikosida index terapinya sempit sehingga potensial toksik. Gentamisin merupakan aminoglikosida terpenting karena secara empiris bisa mengobati infeksi akut gram – yang mengancam nyawa. Misalnya infeksi Pseudoonas aeruginosa sebelum hasil kultur tes sensitivitas antibakteri keluar. Gentamisin diduga memiliki aksi sinergis dengan penisilin dan vancomycin sehingga kadang dikombinasi untuk streptococal endocarditis. Amikasin lebih tahan terhadap aminoglikosida-inactivating enzymes dan digunakan bila gentamisin telah resisten. Netilmicin diklaim kurang toksik dibanding gentamisin. Neomisin terlalu toksik unutk penggunaan parenteral sehingga hanya dipakai peroral untuk infeksi kulit dan secara oral atau lokal untuk sterilisasi saluran cerna sebelum operasi. Streptomysin efektif terhadap Mycobacterium tuberculosis, tetapi menyebabkan ototoksisitas, terutama pada terapi jangka panjang dan intensif, sehingga sekarang digantikan rifampicin.
TETRASIKLIN
Absorbsi tetrasiklin di saluran cerna menurun dengan pemberian calsium (susu), magnesium, besi dan makanan pada umumnya. Spektrumnya luas tetapi pada kebanyakan mikroorganisme tetrasiklin sudah digantikan obat lain.
KLORAMFENIKOL
Diberikan peroral atau injeksi intravena, berspektrum luas, tetapi sayangnya efek samping yang berat (aplasi sumsum tulang), hambatan produksi eritrosit dan leukosit yang reversibel (tergantung dosis), encefalopathy dan neuritis optik sehingga kloramfenikol jarang digunakan.
MAKROLIDA
Biasanya diberikan peroral tetapi eritromisin dan claritomisin bisa diberikan intravena bila perlu. Spektrum antimikrobanya serupa benzylpenicillin dan bisa digunakan sebagai obat alternatif pada pasien yang resisten penicillin.
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=175
Minggu, 19 Desember 2010
Diabetes Mellitus
DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)
Diabetes adalah suatu kondisi yang ditandai meningkatnya kadar gula dalam darah (hyperglycemia) sehingga menimbulkan risiko kerusakan microvascular (retinopathy, nephropathy dan sakit saraf). Dan macrovascular (stroke, tekanan darah tinggi dan kelainan jantung).
Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM(mg/dl[2]
Kadar gula darah acak Plasma vena | Bukan DM | Belum pasti DM | DM |
<110 | 110 - 199 | >200 | |
Darah kapiler | <90 | 90 - 199 | >200 |
Kadar gula darah puasa Plasma vena | <110 | 110 - 126 | >126 |
Darah kapiler | <90 | <90 - 109 | >110 |
PENYEBAB
Penyebab diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
JENIS DIABETES MELLITUS ADA 2
* TIPE 1
Diabetes mellitus tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
* TIPE 2
Diabetes mellitus tipe 2 — dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin") — terjadi karena kombinasi dari "kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya sensitifitas terhadap insulin"(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkan reseptor insulin di membran sel.
GEJALA-GEJALA DIABETES MELLITUS
1. POLYURIA
1. POLYURIA
polyuria berarti penderita mengalami banyak kencing(sering kencing).
2. POLYDIPSIA
akibat banyak kencing sehingga penderita mengalami haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi)
3. POLYPHAGIA
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi)
OBAT-OBAT ANTI DIABET
Pada diabetes mellitus terdapat kekurangan insulin secara absolute atau relative yang akan mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah dan menimbulkan komplikasi serius termasuk kelemahan dan penurunan berat badan karena lipolisis dan proteolisis otot, ketoasidosis akibat penumpukan benda keton.
Insulin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel β langerhans di pancreas. Sekresinya dirangsang oleh beberapa stimulus dan yang terkuat adalah glukosa darah yang tinggi (hiperglikemi)
Insulin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel β langerhans di pancreas. Sekresinya dirangsang oleh beberapa stimulus dan yang terkuat adalah glukosa darah yang tinggi (hiperglikemi)
SEDIAAN INSULIN
* Short acting insulin
Merupakan larutan insulin sederhana dengan mula kerja 30 menit menghilang dalam 8 jam.
Contoh obat : actrapid
* Intermediate dan long acting insulin
Lama kerjanya antara 16 – 35 jam.
Contoh obat : insulatard
* Isophane insulin (NPH)
Lama kerjanya sekitar 20 jam
* Biphasic fixed mixture insulin
Merupakan campuran insulin larut dan isophane dengan berbagai perbandingan misalnya 30% insulin larut dan 70% isophane
* Ultralente
Merupakan suspensi kristal Zn insulin yang lama kerjanya mencapai 35 jam.
OBAT ANTIDIABET ORAL
* Glipizid dan glicazid
Mempunyai waktu paruh yang pendek
Dosis 2,5 – 5 mg sehari sebelum makan pagi atau siang.
* Glibenclamid
Waktu paruh lebih panjang dan diberikan satu kali sehari. Mempunyai efek samping gangguan saluran pencernaan dan rash bisa terjadi tetapi jarang.
Dosis awal pemberian 5 mg sehari satu kali. Diberikan setelah makan pagi. Penderita lanjut usia dosis 2.5 mg. Dosis maksimal 15 mg sehari
* Repaglinid
Turunan benzamido dengan mula dan lama kerja yang cepat, diminum saat makan untuk menghasilkan kadar insulin yang tinggi saat mencerna dan menghindari hipoglikemi antar waktu makan.
Disis awal 500 microgram, diberikan 30 menit sebelum makan
* Biguanid
Contoh obat : metformin.
Metformin bekerja di perifer untuk meningkatkan uptake glukosa.
Dosis dewasa atau anak diatas 10 tahun 500 mg pada waktu makan pagi selama 1 minggu. Kemudian 500 mg pada waktu makan pagi dan makan malam untuk minggu berikutnya. Kemudian 500 mg pada saat makan pagi, siang dan malam. Dosis maksimal 2 gram sehari dalam dosis terbagi.
* Acarbose
Dosis awal 50 mg sehari, ditingkatkan sampai 50 mg tiga kali sehari, kemudian ditingkatkan sesuai kebutuhan setelah 6 – 8 minggu sampai 100 mg tiga kali sehari. Maksimal 200 mg kali sehari. Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 12 tahun.
* Glitazon (Thiazolidindon)
Obat ini meningkatkan sensitifitas insulin dengan berikatan pada reseptor PPAR-γ yang selanjutnya meningkatkan transkripsi gen yang memperantarai kerja insulin.
Pada penderita diabetes mellitus selain kadar gula darah yang tinggi, juga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara pada penderita diabetes, kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi; dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat terlalu rendah. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal in akan merangsang hormon untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadar gula turun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.
Gejala-gejala hipoglikemia, antara lain:
- Berdebar-debar
- Banyak keringat
- Gemetar
- Lemas
- Rasa lapar
- Pusing
- Gelisah
- Kesadaran menurun
- Koma
Jika penderita diabetes mellitus mengalami gejala-gejala seperti diatas maka harus segera mendapatkan penanganan yang memadai. Sebagai langkah awal, apabila penderita masih sadar (kesadaran pasien cukup baik), dapat diberikan makanan/minuman yang mengandung karbohidrat/manis (misalnya larutan gula atau kue). Bila pasien tidak sadar, diberikan infuse dekstrosa 50%. Yang penting inti penangan hipoglikemia adalah cepat dan tepat. Supaya kadar glukosa darah segera naik.
Kamis, 16 Desember 2010
Langganan:
Postingan (Atom)